Jumat, 03 Juni 2022

1.1.a.8 Koneksi Antar Materi kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

 




Kesimpulan dan Refleksi

Modul 1.1  Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional- Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan adalah suatu proses yang terus mengalami perubahan, tidak diam (Statis). Setelah mempelajari Modul 1.1 saya mendapatkan  pencerahan dalam pendidikan. Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar  Dewantara tentang Pendidikan nasional sangat mempengaruhi diri saya saat ini untuk melakukan perubahan terutama diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekolah agar lebih baik dalam pembelajaran. 

Pemikiran KHD  tentang anak bahwa pendidik harus melihat dan menganalisis Kodrat alam dan Kodrat Zaman Anak. Kodrat alam  berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan dimana anaka berada sedangkan Kodrat Zaman berkaitan  dengan "isi" dan "irama anak pada saat ini. kemudian tentang Budi Pekerti  atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga untuk melakukan aktifitas kehidupan.   

Yang saya percaya tentang murid adalah bahwa murid-murid tersebut sangat menginginkan  pengetahuan dan ingin dapat berinteraksi yang baik dengan lingkungannya. Dan saya sebagai guru dituntut untuk mewujudkan keinginan murid tersebut  Sebelum saya belajar Filosofis Ki Hadjar Dewantara saya menganggap  semua murid sama yaitu ingin pintar, ingin belajar. Dan  anak-anak jika mereka belajar rajin akan menjadi pintar dan tercapai cita-citanya. Sehingga saya sebagai guru hanya mengejar materi pelajaran, saya terlena untuk terus mengejar tercapainya kompetensi dasar-kompetensi dasar dalam pembelajaran. Sedikit sekali saya memberikan keteladanan, kasih sayang dan bermain kepada anak-anak.






Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang pertama adalah Menuntun (AMONG)
 Pendidikan bertujuan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 

Dengan semboyan Ing Ngarso  sung Tulodho (didepan memberikan Teladan) , Ing Madyo mangun Karso (ditengah memberikan kekuatan/membangun kemauan), Tut Wuri Handayani (dibelakang memberikan dorongan)

Kedua Kodrat anak itu BERMAIN. Bermain adalah salah satu kodrat anak, Pikiran, perasaan, kemauan dan tenaga (Cipta-Rasa-Karsa/Karya-Pekerti) sudah ada pada anak. Permainan pada anak ini belum saya maksimalkan dalam pembelajaran.






Ketiga Pendidikan yang berpihak pada anak
Keempat Bukan Tabularasa, bahwa anak bukanlah kertas kosong, anak mempunyai kodratnya sendiri yang tidak bisa diubah oleh pendidik. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar- samar. Tujuan pendidikan adalah  untuk menuntun menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan)
Kelima Budi Pekerti
Keenam Guru seperti  Petani, Tukang Kebun Kehidupan

Setelah belajar Modul 1.1 ini pemikiran saya jadi lebih terbuka, dan saya  ketika mengajar mulai mempersiapkan pembelajaran baik itu dari diri saya sebagai pendidik dan juga melihat kesiapan  diri anak-anak,  kondisi anak-anak sebelum belajar mengetahui latar belakang keluarganya, tempat tinggal dan lain-lain sehingga dapat  lebih mengetahui kondisi  anak,  minat bakatnya. Dan saya akan menerapkan belajar sambil bermain dengan menerapkan model-model pembelajaran yang yang membuat anak bahagia dalam belajar, terutama belajar kimia mata pelajaran yang saya ampu ini. Saya akan merubah pola pikir saya yang menganggap anak itu sama. Dan Semoga saya dapat memberi teladan bagi peserta didik saya dalam pembelajaran dan kehidupan. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIMNE SMA YP UNILA

  HYMNE SMA YP UNILA Ciptaan/Lirik : Bapak Riyan Hidayatullah Aransemen : Bapak Riyan Hidayatullah dan Pandu Watu Alam Produksi : Key9 Studi...