Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalahPemimpin yang dapat memanfaatkan semua aset yang ada, baik yang ada dilingkungan sekolah maupun yang ada disekitar sekolah. Menjalin Kolaborasi dengan instansi, lembaga atau pihak yang terkait dalam pengembangan ekosistem sekolah. Secara maksimal dapat mengembangkan dan memberdayakan aset kekutan yang untuk terciptanya suasana yang selaras, nyaman dan harmonis. Seorang pemimpin pembelajaran selain mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset-aset yang dimiliknya serta membangun ketrkaitan dengan aset-aset tersebut juga mendorong untuk kemadirian dari suatu komunitas untuk dapat berfikir tentang aset/kekuatan (aset based approach) bukan berbasis kekurangan atau masalah (defisit based approach) dengan harapan hasil akan berkelanjutan.
Bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah yang kita ibaratkan sebagai ekosistem adalah tempat berinteraksi antar faktor biotik (faktor-faktor yang hidup) dan faktor Abiotik (Faktor tak hidup) yang saling berinterasi sehing selaras dan harmonis. Dalam ekosistem biotik akan saling mempengaruhi dan saling membutuhkan keterlibatan yang aktif satu dan lainnya.Yang termasuk dalam faktor biotik adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, staf / Tenaga Kependidikan, Murid, Orang Tua, dan Masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait dan pemerintah daerah. Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya Keuangan, Sarana dan prasarana serta lingkungan alam. Sebagai pemimpin pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya yang harus dilakukan dengan ekosistem sekolah adalah dengan mengembangkan aset-aset tersebut dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait.
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Modal Manusia
Sebagai Pemimpin pembelajaran, Kepala sekolah : pemangku kepentingan yang memberikan kebijakan atas pemberdayaan aset / kekuatan di sekolah maupun di lingkungan sekitar sekolah
guru : pribadi yang aktif, kreatif, dan inovatif yang mampu memunculkan ide-ide dalam pengembangan sekolah yang berpihak pada murid
murid : anak yang aktif dan memiliki kreatifitas tinggi dan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap perkembangan pengetahuan
orang tua murid : sekelompok orang yang peduli dengan pendidikan anak dan mendukung program yang dirancang guru maupun pihak sekolah
staf sekolah, TU, karyawan, penjaga sekolah, dan satpam yang memberikan dukungan dalam segala aspek di sekolah.
Modal Fisik
Gedung sekolah yang memadai, perpustakaan sekolah yang menyediakan berbagai macam buku tempat pusat literasi, lapangan sekolah tempat pusat olahraga.
Modal Lingkungan Alam
Taman sebagai lingkungan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenai tumbuhan dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat apotek hidup dan mengembangankan karakter siswa untuk peduli lingkungan
Modal Sosial
Modal sosial ini bisa dalam bentuk peraturan yang ada ddi sekolah, organisasi sekolah, dan lingkungan sekitar
Modal Politik
Kerjasama dengan berbagai lembaga yang ada di lingkungan sekitar sekolah yang dapat memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan diri misalnya kerjasama dengan pihak puskesmas, polisi, wali murid dengan berbagai pekerjaan, dinas pendidikan dan kebudayaan.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Filosofi Ki Hadjar DewantaraKi Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak
Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak,sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, pendidik harus mengelola sumber daya yang ada secara maksimal, mulai dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal finansial, modal lingkungan, politik, dan modal agama dan budaya, dengan berbagai modal/aset tersebut diharapkan murid tumbuh maksimal sesuai dengan kodratnya.
Nilai dan Peran Guru Penggerak 5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif.
Sedangkan Peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Untuk mewujudkan nilai dan peran guru penggerak perlu berfikir berbasis aset dan memanfaatkan sumber daya yang ada baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sekitar sekolah
Pembelajaran berdifferrensiasi dan KSE Dalam pembelajaran berdiferensiasi dan KSE dengan pengelolaan sumber daya yang ada dapat membantu murid mengembangkan bakat sesuai potensi dengan pengeloalan emosi yang lebih baik
Coaching dan Dilema EtikaUntuk membantu coachee dalam menentukan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, coach dan coachee memanfaatkan pengelolaan sumber daya
Dalam menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dalam menyelesaikan dilema etika dengan menggali sumber daya yang ada
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.Sebelum belajar modul 3.2 ini yaitu Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dalam kegiatan saya tidak melihat sumber daya yang saya dan sekolah saya miliki, saya sering berfokus pada kekurangan/masalah, saya menyadari harusnya saya melihat potensi dan kekuatan yang mendukung, dan ini membuat kegiatan saya dan komunitas menghasilkan kegiatan yang kurang maksimal dan memerlukan waktu lama karena berfikir tentang penyelesaian terhadap masalah terlebih dahulu bukan menggunakan aset / kekuatan yang ada. Setelah mempelajari Modul 3.2 ini Mindset sayaberubah saya harus fokus pada aset dan kekuatan yang dimiliki, berupaya memaksimalkan kekuatan tersebut dalam merancang sebuah rencana prakarsa perubahan berdasarkan visi dan kekuatan sekolah. Harus komitmen untuk menjadi lebih baik.
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu:
Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang:
interaktif;
inspiratif;
menyenangkan;
menantang;
memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita memastikan bahwa supervisi akademik yang kita jalankan benar-benar berfokus pada proses pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam standar proses tersebut.
Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah sebagaimana tertuang dalam standar tenaga kependidikan pada Standar Nasional Pendidikan pasal 20 ayat 2:
Kriteria minimal kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Praktik Coaching Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
Kurikulum yang memilikitujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
Bagaimana guru menanggapi ataumerespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
Bagaimana mereka menciptakanlingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajardan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesbelajar mereka.
Manajemen kelas yang efektif.Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Untuk mengetahui kebutuhan belajar murid dapat dilakukan praktik coaching dengan Model Tirta dan tentunya sebelum melakukan Praktik Coaching juga mengetahui atau mengidentifikasi kebutuhan Murid dengan mengamati perilakuk murid-murid ; mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari ; melakukan penilaian untuk menentukanpengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkap oleh informasi dari proses penilaian.
Pembelajaran Sosial dan Emosi dengan Praktik Coaching
Urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Selain itu, PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:
Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)
Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Dengan didukung praktik coaching membantu murid-murid menerapkan pembelajaran sosial dan emosional murid. dan Guru sebagai coach juga dapat menggali informasi murid-murid dengan keterampilan kompetensi seorang Coach sebagai pemimpin pembelajaran. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Perasaan saya sangat senang dan terharu dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yang menerapkan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Perubahan kegiatan pembelajaran dikelas adalah saya melakukan kegiatan pembelajaran kelompok dengan terlebih dahulu membuat pemetaan kesiapan belajar yang berpihak pada murid. Kesiapan belajar itu dilakukan dengan melakukan refleksi lalu mengaitkan kegiatan pembelajaran pada konteks kesiapan belajar siswa dan konteks alam. Linkungan Sekolah SMA YP Unila yang dekat dengan pasar dan dekat dengan pusat aktifitas perekonomian masyarakat membuat murid-murid mendapatkan apa saja yang mereka butuhkan dengan mudah guna membantu pelaksanaan pembelajaran yang kontekstual.
Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
Ide atau gagasan yang timbul karena proses perubahan ini adalah timbulnya semangat untuk lebih maksimal memberikan kesempatan kepada murid lebih mengeksplore dirinya. Dan saya mempunyai gagasan untuk menghasilkan sebuah produk dari kreatifitas murid-murid disekolah. Murid-murid bernalar kritis murid-murid diharapkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif membangun keterkaitan berbagai informasi pembelajaran dan berkolaborasi sehingga menghasilkan suatu Produk,
Program One Student One Project akan saya coba terapkan diwaktu yang akan datang
Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
Pembelajaran dan pengalaman yang saya rasakan di Modul 1.1 ini yang mempelajari Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa nilai-nila kemanusian merupakan hal yang esensial. Intisari Pemikiran KHD kodrat alam dan kodrat zaman harus diselaraskan untuk menghadapi Percepatan Revolusi Industri. Untuk itu dengan pengalaman ini dapat membantu saya untuk mengembangkan diri untuk kemajuan pendidikan untuk itu perlu adanya transformasi pembelajaran dikelas maupun dilinkungan sekolah.
Foto Bercerita
Testimoni Teman Sejawat dan Murid
"Pembelajaran kimia jadi menyenangkan dan santai tidak lagi menakutkan" komentar Rekan sejawat Ibu Iis Widaningsih, S.Pd
"Saya yang tidak paham kimia karena mengajar ekonomi jadi paham dan menyenangkan mengikuti pembelajaran Bu Rina" Komentar Rekan Sejawat ibu Rizky Prasastifani, S.Pd
Dari Rafli Ramadhan X MIPA 3
Semangat Untuk Terus Belajar, Salam Guru Penggerak !!!
Modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional- Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan adalah suatu proses yang terus mengalami perubahan, tidak diam (Statis). Setelah mempelajari Modul 1.1 saya mendapatkan pencerahan dalam pendidikan. Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan nasional sangat mempengaruhi diri saya saat ini untuk melakukan perubahan terutama diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekolah agar lebih baik dalam pembelajaran.
Pemikiran KHD tentang anak bahwa pendidik harus melihat dan menganalisis Kodrat alam dan Kodrat Zaman Anak. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan dimana anaka berada sedangkan Kodrat Zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama anak pada saat ini. kemudian tentang Budi Pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga untuk melakukan aktifitas kehidupan.
Yang saya percaya tentang murid adalah bahwa murid-murid tersebut sangat menginginkan pengetahuan dan ingin dapat berinteraksi yang baik dengan lingkungannya. Dan saya sebagai guru dituntut untuk mewujudkan keinginan murid tersebut Sebelum saya belajar Filosofis Ki Hadjar Dewantara saya menganggap semua murid sama yaitu ingin pintar, ingin belajar. Dan anak-anak jika mereka belajar rajin akan menjadi pintar dan tercapai cita-citanya. Sehingga saya sebagai guru hanya mengejar materi pelajaran, saya terlena untuk terus mengejar tercapainya kompetensi dasar-kompetensi dasar dalam pembelajaran. Sedikit sekali saya memberikan keteladanan, kasih sayang dan bermain kepada anak-anak.
Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang pertama adalah Menuntun (AMONG)
Pendidikan bertujuan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dengan semboyan Ing Ngarso sung Tulodho (didepan memberikan Teladan) , Ing Madyo mangun Karso (ditengah memberikan kekuatan/membangun kemauan), Tut Wuri Handayani (dibelakang memberikan dorongan)
Kedua Kodrat anak itu BERMAIN. Bermain adalah salah satu kodrat anak, Pikiran, perasaan, kemauan dan tenaga (Cipta-Rasa-Karsa/Karya-Pekerti) sudah ada pada anak. Permainan pada anak ini belum saya maksimalkan dalam pembelajaran.
Ketiga Pendidikan yang berpihak pada anak
Keempat Bukan Tabularasa, bahwa anak bukanlah kertas kosong, anak mempunyai kodratnya sendiri yang tidak bisa diubah oleh pendidik. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar- samar. Tujuan pendidikan adalah untuk menuntun menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan)
Kelima Budi Pekerti
Keenam Guru seperti Petani, Tukang Kebun Kehidupan
Setelah belajar Modul 1.1 ini pemikiran saya jadi lebih terbuka, dan saya ketika mengajar mulai mempersiapkan pembelajaran baik itu dari diri saya sebagai pendidik dan juga melihat kesiapan diri anak-anak, kondisi anak-anak sebelum belajar mengetahui latar belakang keluarganya, tempat tinggal dan lain-lain sehingga dapat lebih mengetahui kondisi anak, minat bakatnya. Dan saya akan menerapkan belajar sambil bermain dengan menerapkan model-model pembelajaran yang yang membuat anak bahagia dalam belajar, terutama belajar kimia mata pelajaran yang saya ampu ini. Saya akan merubah pola pikir saya yang menganggap anak itu sama. Dan Semoga saya dapat memberi teladan bagi peserta didik saya dalam pembelajaran dan kehidupan. Aamiin.
SMA YP Unila Bandar Lampung adalah tempat Penulis mengajar saat ini kurang lebih 4 tahun ini Penulis mengabdi disini sebagai guru mata pelajaran kimia. Sebelum mengabdi di SMA YP Unila Penulis mengabdi di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Alhamdulillah mempunyai atasan-atasan yang sangat Care terhadap guru-gurunya.
Drs. Hi. Berchah Pitoewas, MH, Kepala Sekolah SMA YP Unila...Pimpinan Kami, Panutan Kami, Bapak Kami para Pendidik, Tenaga Kependidikan Pertanggal 18 Januari 2021 Resmi Purna Tugas sebagai kepala Sekolah dan digantikan PLT. Bapak Rahmad Nurhasan, M.Pd.
Meskipun baru bergabung di SMA YP Unila tetapi Penulis sangat merasa kehilangan ketika beliau Purna Tugas sebagai Kepala Sekolah dan Beliau fokus bertugas dikampus UNILA, karena memang Beliau juga Seorang Dosen. Penulis telah mengenal beliau dari tahun 2002, dan dekat karena ketika Penulis masih di SMA Al- Azhar pun sering berkomunikasi, bekerjasama dan beliau juga merupakan panutan bagi sekolah-sekolah di Bandar Lampung, terutama untuk sekolah swasta dalam mengembangkan dan me-manage sekolah, guru, siswa dan sebagainya.
Drs. Hi. Berchah Pitoewas, MH dimata Penulis adalah sosok yang Tegas, Disiplin, Berwibawa, sedikit tajam dan kejam dalam berkata jika melihat sesuatu yang tidak lazim, namun Beliau sangat Ke ‘Bapak’an dan Kekeluargaan yang sangat tinggi.
Pernah suatu hari ketika penulis menjalankan tugas sebagai guru piket yang harus selalu siap di meja piket dan berbagai tugas harian piket disekolah, Beliau mungkin mendengar dari rekan guru lain bahwa Anak Penulis sedang sakit dirumah, namun penulis berusaha tetap bertugas seperti biasa karena memang merupakan tanggung jawab penulis.
Bapak Drs. Hi. Berchah Pitoewas memanggil Penulis dan bertanya...apa benar Ananda sedang sakit dirumah, penulis menjawab Iya Pak, tapi bisa ditingggal kok Pak jawab penulis. Ketika itu juga Penulis yang sedang bertugas segera disuruh pulang dan menjaga Ananda dan menugaskan rekan lain untuk membantu melanjutkan tugas dan tanggung jawab piket tersebut.
Mungkin bagi sebagian kita hal tersebut adalah biasa, namun bagi penulis yang saat itu sedang risau antara tugas dan Anak dirumah, ini adalah hal yang luar biasa. Apalagi Penulis saat itu tergolong guru baru mengabdi di SMA YP Unila.
Penulis ingat waktu itu Bapak Bilang Keluarga, Anak, Istri/Suami, Orang Tua adalah yang utama dari segalanya. Tinggalkan tugas disekolah..silahkan pulang Bu Rina urus Ananda perlu kedokter silahkan. Ini adalah sedikit cerita dari salah satu Guru SMA YP Unila...tentunya masih banyak hal-hal positif lainnya yang dirasakan rekan-rekan di SMA YP Unila apalgi yang telah belasan atau puluhan tahun mengabdi di SMA Tercinta ini.
Terimakasih Bapak Drs. Hi. Berchah Pitoewas, MH. My Inspiring Leader. Jazakallah Khair atas semua ilmu, semua pelajaran dan semuanya pengalaman yang Bapak berikan kepada kami Keluarga SMA YP Unila Bandar Lampung, terkhusus kepada Penulis.
“ Memimpin itu Harus Menggunakan Hati dan Rasa. Gunakan Jabatan memimpin itu untuk menservis Bawahan bukan Menginjak-injak Bawahan.
“Memimpin itu adalah Amanah. Pemimpin Adalah Penggerak Organisasi”.
“Bekerja Untuk Keluarga, Namun Keluarga tetap yang UTAMA.”